apakah emo itu ? menurut sejarah, kata - kata emo merupakan kependekan dari kata emosional
Emo,
emo, emo dan emo. Adalah sebuah istilah yang sekarang ini sering sekali
kita dengar baik lewat televisi, radio, percakapan sehari-hari serta
digembar-gemborkan khususnya anak-anak muda. Apa sih emo itu? Malah ada
juga yang berkata “emo- skinhead-punk”. Wah, terus apa pula hubungannya
dengan Skinhead-punk? Apa Emo adalah bagian dari Skinhead-punk? Atau
apalah!
Pertanyaan menarik yang muncul karena sebuah kerancuan
serta ketidakpastian disekitar yang menjadikan “kabur” mengenai Emo itu
sendiri adalah hal-hal yang ingin saya angkat, namun hanya berdasarkan
tinjauan atribut yang dikenakan. Menurut saya, secara tidak langsung
atribut dan benda dapat menjelaskan kronologis kejadian yang menyebabkan
terjadinya suatu perubahan atau evolusi.
Pada dasarnya,
segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami perubahan. Dan ini
berlaku diberbagai aspek kehidupan. Hal ini wajar terjadi jika
dihubungkan dengan manusia sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan
memiliki akal dan pikiran yang dinamis. Skinhead, Punk, dan kaum-kaum
subkultur sejenis lainnya, pasti tidak akan terelakkan dari hal yang
berhubungan dengan evolusi. Singkatnya, Emo adalah sebuah bentuk evolusi
dari kaum skinhead-punk.
Emotion Hardcore biasanya disebut
(istilah ngetrend) Emo, adalah sebuah gaya hidup, fashion dan budaya
yang baru saat sekarang ini mulai nge-boom di seluruh masyarakat dunia
termasuk Indonesia. Emotion berasal dari bahasa Inggris, berarti emosi
atau perasaan seseorang yang ingin diekspresikan. Sedangkan Hardcore
adalah sejenis aliran musik yang memiliki tipe raungan gitar elektrik
clean dan hentakkan drum yang dimainkan keras.
Dilihat dari
sejarah munculnya, Emo adalah cabang atau yang lebih tepatnya adalah
bentuk perkembangan dan evolusi dari Skinhead dan Punk. Emo muncul
pertama kali sekitar pertengahan tahun 1980 di Washington, dan pertama
kali diperkenalkan oleh band beraliran punk-melodic, DC Scene. Seperti
artinya (emotion), lagu yang diusung lebih banyak mengandung unsur-unsur
emosi dan perasaan seperti cinta, kasih sayang, rasa marah, kesal, dan
segala sesuatu yang berhubungan erat dengan asmara dan perasaan
seseorang.
Sekitar tahun 1990, emo semakin berkembang.
Dibuktikan dengan banyak bermunculan band-band baru seperti Rites of
Spring, Embrace, One Last Wish, Beefeater, Gray Matter, Fire Party,
Slightly later, dan Moss Icon. Pada tahun inilah emo mencapai
puncak-puncaknya. Sering dengan waktu banyak pula terjadi pencabangan
dalam aliran emo sendiri.
Menurut Billy Joe Amstrong, gitaris band
beraliran punk melodic Green Day (secara tidak langsung ia sendiri juga
yang mempelopori revitalisasi emo kembali muncul di publik), emo adalah
sebuah gabungan antara punk dan gothic. Sebuah karya besar jika kedua
mainstream (sikap independen yang dilakukan kelompok-kelompok anak muda
tertentu, berhubungan dengan kultur pop kaum muda) ini dipadukan. Dan
bukan hal yang mustahil jika keduanya digabungkan akan tercipta sesuatu
yang fantastis. Kesamaan keduanya mampu berkolaborasi dan saling
melengkapi. Dan sebagai cara untuk membedakan bahwa ini adalah sesuatu
yang baru, perlu suatu adanya upaya penonjolan jati diri. Dengan atribut
gabungan keduanyalah sebuah aliran dan lifestyle baru ini mampu
diterima. Sebuah ideologi dapat diterima jika memiliki sesuatu sebagai
identitasnya dan mampu menunjukkannya pada umum.
Namun, kaum
skinhead-punk yang masih tetap memegang idiologi “asli” skinhead,
berpendapat bahwa emo adalah bentuk kehancuran Skinhead-Punk. Dikatakan
kehancuran karena idiologi anti kemapanan yang selalu diikrarkan oleh
kaum Skinhead, sudah tidak bermakna lagi, kalah dan ditelan oleh bentuk
kapitalisme dan mapan (Bowo(22) , mahasiswa Fak.Filsafat UGM, seorang
Skinhead dan punker). Ditambahkan pula oleh rekannya, Empu (Christian),
ia mengungkapkan kekecewaanya terhadap Emo (kaum Skinhead-Punk yang
sudah dipengaruhi kapitalisme modern), Emo tidak pantas dianggap sebagai
punk karena tidak mencirikan sebagai sesuatu yang anti dengan
kemapanan. Ditegaskan lagi dengan segala jenis atribut yang mereka (Emo)
yang lebih menonjolkan kemewahan, merk. Sudah jelas mereka bukan
Skinhead-punk yang sebenarnya. Emo hanyalah sebuah bentuk kapitalisme
musik, ideologi yang dikemas dan menyusup rapi ke dalam ideologi
skinhead-punk yang selama ini sudah berakar kuat.
Lain halnya yang
dikatakan Putri, mahasiswi Fak. Ilmu Budaya UGM jurusan Antropologi.
Menurutnya emo merupakan suatu bentuk gaya hidup baru yang sangat cocok
khususnya generasi muda. Ekspressionis, enerjik, modis, begitulah
gambaran emo, tambahnya.
Atribut Emo
“Wah, dia rambutnya
nggak Spike/Mohawk, nggak botak lagi, terus nggak pake’ spike di tangan
atau di ikat pinggang, dilehernya nggak ada juga kalung rantai +
gemboknya (dog collars), dan nggak2 yang laen lagi. Keliatannya lebih
kalem, rapi. Kesimpulannya…wah!, dia ini bukan anak skinhead! Tapi…..,
punk? ……bukan, gothic juga bukan,.. lantas apa?” Sepenggal cerita yang
ada di masyarakat.
Ironis memang hal itu berkembang di masyarakat,
tetapi itulah fakta yang terjadi. Budaya atribut telah berkembang di
masyarakat. Atribut adalah suatu penjelas seseorang berada di sebuah
identitas diri tertentu yang secara fisik atau kasat mata merupakan
pembeda/sama dengan lingkungan sekitarnya (itu sudah jelas) dan dengan
atribut pula yang identik dengan kelas tertentu di masyarakat berkembang
pemikiran tentang penyeragaman. Penyeragaman berarti pembakuan. Jika
melihat atribut emo itu harus Emo-style, Peircing, Gaspers, Eye-shadow,
pin, emblem, dsb, maka berarti hal itu telah dianggap baku dan adanya
telah seperti itu.
Sama seperti kaum skinhead-punk yang sudah
memiliki identitas dan atribut masing-masing Emo pun memiliki identitas
dan atribut sebagai pembeda dari kaum-kaum yang lainnya. Secara sekilas
memang memiliki kemiripan satu sama lain, hal itu wajar saja terjadi
karena atribut yang digunakan oleh para penganut emo adalah bentuk
perkembangan dari fashion kaum skinhead-punk. Terjadi perubahan
dikarenakan dalam perkembangannya mendapat pengaruh-pengaruh budaya baru
seiring berjalannya waktu, zaman dan kemajuan dalam bidang fashion
pula.
Makna Atribut
Semua hasil material antara punk dan
skinhead itu berdasarkan atas pemikiran-pemikiran yang telah didorong
oleh nilai-nilai perlawanan atas hal-hal yang membosankan dan menindas
(suatu rangkaian yang tidak dipisahkan). Skinhead memang terlahir dari
pemikiran dengan nilai-nilai perlawanan atas suatu pemikiran mainstream,
membosankan dan menindas (seperti kapitalisasi, penghisapan,
pembodohan, dsb). Sedangkan punk lahir akibat pengaruh-pengaruh yang
baru bukan hanya kapitalisme, gaya, tetapi juga dalam karya musik. Namun
apa yang terjadi pada Emo? Emo tercipta karena kedua subkultur di atas
(punk dan skinhead) telah dimasuki oleh paham-paham kapitalisme,
fashionable, dan keinginan untuk bergaya. Sebuah kondisi yang sangat
berlawanan pengan paham Skinhead-Punk yang notabennya sebagai nenek
moyang Emo.
Pada dasarnya sama, Emo menggunakan topi, celana
jeans, kalung, gelang, gasper, mempunyai tindik, bertato, memakai
peircing sebagai atributnya. Tetapi sudah tidak memiliki makna ideologi.
Semua atribut yang dipasang dan dipergunakan hanya sebatas pelengkap.
Tidak seperti Skinhead-Punk, menurut mereka kalung rantai, gelang
rantai, anting peniti, Peircing memiliki makna sebagai bentuk perlawanan
terhadap sesuatu (kapitalisme, pemerintahan). Tetapi sedangkan Emo
tidak memiliki makna apapun, yang terjadi hanya pemaknaan bahwa
Emo(seluruh atributnya) adalah bentuk ekspresi dari anak-anak muda pada
umumnya (keren, modis, gaul, bermerk) yang juga jelas bertentangan
dengan Skinhead-Punk. Sejauh ini memang belum ditemukan dan didapat
mengenai makna yang signifikan dalam setiap atribut yang mereka (kaum
Emo) kenakan.
Perbandingan Atribut dan Aksesoris antrara Skinhead dan Emo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar