sejarah dinamika perkembangan musik rock di indonesia mulai tahun 1970-an sampai sekarang.
Setelah terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966,
peran dan kekuasaan Presiden Soekarno semakin berkurang dalam tahta
pemerintahan. Lokomotif kepemimpinan sedikit banyak dipegang oleh
Soeharto yang kemudian pada tahun 1968 dilantik menjadi Presiden RI
ke-2.
Imbas dari keluarnya surat tersebut juga merambah ke dunia seni dan
hiburan. Jika pada masa Soekarno banyak larangan terhadap musik pop dan
rock yang saat itu dianggap sebagai musik barat dan ngak ngik ngok dan
anti revolusioner, pada masa Soeharto, musik pop dan rock mulai banyak
berkembang.
Maka setelah itu, musisi pop yang pernah terkungkung pada era
Soekarno kembali berproduksi. Sebut saja Koes Plus. Selain pop, aliran
musik yang banyak digemari saat itu adalah rock. Beberapa band rock yang
muncul pada saat itu adalah AKA (Apotik Kali Asin), The Rollies, dan
God Bless.
Semangat rock and roll di Indonesia memang tidak bisa lepas dari arus
rock yang datang dari barat. Beberapa band rock yang cukup populer pada
saat itu antara lain Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, dan
Rush. Banyak anak muda yang mengikuti gaya dan aksi panggung mereka.
Geliat musik rock semakin mejadi setelah kedatangan Deep Purple pada
1975. Namun, dibandingkan dengan musik pop, musik rock di Indonesia agak
lambat pertumbuhannya dalam industri rekaman. Hal ini disebabkan
anggapan bahwa musik rock kurang menguntungkan bagi perusahaan rekaman.
Pada tahun 1973, grup rock asal Solo, Trenchem membuat album rekaman
dan gagal di pasaran. Berturut-turut kemudian muncul Beny Subardja
dengan Lizard, Giant Step yang membuat album Giant Step I disusul album
selanjutnya bertajuk Kukuh Nan Teguh.
Pada tahun 1976, SAS membuat album Baby rock dan God Bless membuat
album Huma di Atas Bukit di bawah label Paramaqua. Hampir dari sekian
banyak band rock dalam negeri mengalami kegagalan dalam penguasaan pasar
musik. Hal ini juga terjadi akibat dari band rock itu sendiri yang
lebih sering membawakan lagu band rock luar negri ketimbang lagu-lagu
ciptaan sendiri.
Pada tahun 1980-an, musik rock tanah air mulai
memperlihatkan kemajuan. Pada saat itu muncul musisi rock yang cukup
mejanjikan, yakni Nicky Astria. Selain itu didukung dengan semakin
maraknya festival musik rock di tanah air yang digelar oleh salah satu
produser musik kenamaan, Log Zhelebour yang didukung oleh perusahaan
rokok.
Memasuki tahun 1990-an, geliat musik rock semakin
terasa. Pada saat itu muncul Gong 2000, Ikang Fawzi, dan tentu saja
SLANK. Slank muncul membawa warna baru dalam musik rock tanah air dan
memberi pengaruh besar sehingga mampu membentuk komunitas penggemar yang
sangat besar.
Memasuki tahun 2000, musik tanah air semakin baervariasi. Seperti
munculnya aliran “pop melayu” tahun 2006 yang dipelopori oleh Radja.
Hingga tahun 2011 lalu mncul fenomena boy band dan girl band di
Indonesia akibat pengaruh Korean Wave.
Memasuki tahun 2012, kami tidak ingin memprediksi siapa yang akan
menguasai pasar musik tanah air. Yang jelas kami berharap semoga rock
and roll akan tetap menggeliat dan mengakar kuat dalam dunia musik tanah
air. Keep Rock ‘n Roll!!
Sumber Referensi:
Mulyadi, Muhammad. 2009. “Industri Musik Indonesia Suatu Sejarah”. Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial.
Theodore KS. “50 Tahun Musik Rock di Indonesia”. Rolling Stone Indonesia. Edisi 13, Mei 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar